Pepatah mengatakan,
طُوبَى لِمَنْ شَغَلَهُ عَيْبُهُ عَنْ عُيُوبِ النَّاسِ
Thuubaa li Man Syagholahu ‘Aibuhu ‘an ‘Uyuubi an-Naas
“Berbahagialah orang yang sibuk dengan aibnya daripada aib orang lain.”
Mengapa diri ini selalu menyibukkan diri dengan membicarakan aib orang lain, sedangkan‘aib besar yang ada di depan mata tidak diperhatikan. Akhirnya diri ini pun sibuk menggunjing, membicarakan‘aib saudaranya padahal ia tidak suka dibicarakan. Jika dibanding-bandingkan diri kita dan orang yang digunjing, boleh jadi dia lebih mulia di sisi Allah. Demikianlah hati ini seringkali tersibukkan dengan hal yang sia-sia. Semut di seberang lautan seakan nampak, namun gajah di pelupuk mata seakan-akan tak nampak, artinya aib yang ada di diri kita sendiri jarang kita perhatikan.